Friday, December 1, 2023

SUNAN KUDUS


 JA'FAR ASH-SHODIQ



Sunan Kudus adalah putra Sunan Ngudung atau Raden Usman Haji, dengan Dewi Sari binti Ahmad Wilwatikta. Sunan Kudus adalah keturunan ke-24 dari Nabi Muhammad. Sunan Kudus bin Sunan Ngudung bin Fadhal Ali Murtadha bin Ibrahim Zainuddin Al-Akbar bin Jamaluddin Al-Husain bin Ahmad Jalaluddin bin Abdillah bin Abdul Malik Azmatkhan bin Alwi Ammil Faqih bin Muhammad Shahib Mirbath bin Ali Khali’ Qasam bin Alwi bin Muhammad bin Alwi bin Ubaidillah bin Ahmad Al-Muhajir bin Isa bin Muhammad bin Ali Al-Uraidhi bin Ja’far Shadiq bin Muhammad Al-Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Al-Husain binti Sayyidah Fathimah Az-Zahra bin Nabi Muhammad Rasulullah. Sebagai seorang wali, Sunan Kudus memiliki peran yang besar dalam pemerintahan Kesultanan Demak, yaitu sebagai panglima perang, penasihat Sultan Demak, Mursyid Thariqah dan hakim peradilan negara. Ia banyak berdakwah di kalangan kaum penguasa dan priyayi Jawa. Di antara yang pernah menjadi muridnya, ialah Sunan Prawoto penguasa Demak, dan Arya Penangsang adipati Jipang Panolan. Salah satu peninggalannya yang terkenal ialah Masjid Menara Kudus, yang arsitekturnya bergaya campuran Hindu dan Islam. Sunan Kudus diperkirakan wafat pada tahun 1550.


KARYA NYA


Pada tahun 1530, Sunan Kudus mendirikan sebuah mesjid di desa Kerjasan, Kota Kudus, yang kini terkenal dengan nama Masjid Agung Kudus dan masih bertahan hingga sekarang. Sekarang Masjid Agung Kudus berada di alun-alun kota Kudus Jawa Tengah.

Peninggalan lain dari Sunan Kudus adalah permintaannya kepada masyarakat untuk tidak memotong hewan kurban sapi dalam perayaan Idul Adha untuk menghormati masyarakat penganut agama Hindu dengan mengganti kurban sapi dengan memotong kurban kerbau, pesan untuk memotong kurban kerbau ini masih banyak ditaati oleh masyarakat Kudus hingga saat ini.


Cara Berdakwa Sunan Kudus


- Strategi dakwah melalui pendekatan massa.

- Melakukan pendekatan berdasarkan kepercayaan masyarakat setempat.

- Tidak melakukan atau menggunakan jalan kekerasan.

- Mengikuti dari belakang terhadap kelakuan dan adat rakyat tetapi diusahakan untuk                     mempengaruhinya dan memasukan nilai ajaran Islam.

- Menghindari konfrontasi secara langsung. Dengan prinsip mengambil ikan tanpa membuat keruh air   nya.


 Pendekatan Kultural Sunan Kudus


a. Sunan Kudus dikenal menjadi salah satu pendakwah ulung di Tanah Jawa yang mampu menyebarkan agama Islam dengan cara-cara fleksibel dengan mengambil hati masyarakat non-islam dengan melakukan pendekatan kebudayaan. Sehingga agama Islam mampu diterima dengan baik oleh masyarakat setempat tanpa melakukan tindakan kekerasan. Berbagai macam cara dilakukan oleh Sunan Kudus dalam melakukan pendekatan kebudayaan. Berikut ini pendekatan kebudayaan yang telah dilakukan oleh Sunan Kudus.

b. Larangan menyembelih sapi, hal ini Sunan Kudus lakukan sebagai bentuk menghargai apa yang diyakini oleh umat Hindu yang percaya bahwa sapi merupakan hewan suci sehingga dilarang untuk disembelih. Selain itu Sunan Kudus juga membuat menara layaknya candi. Namun, menara tersebut tidak dijadikan sebagai tempat pemakaman raja atau menyembah roh leluhur melain tempat mengumandangkan adzan.

c. Menyelenggarakan selamatan mitoni, Sunan Kudus tidak melarang acara selamatan atau mitoni yang dilakukan oleh masyarakat setempat. Namun, Sunan Kudus melakukan perubahan dan memasukan nilai-nilai Islam dalam setiap rangkaian acaranya. Misalnya mengubah permohonan doa kepada dewa menjadi kepada Allah, berharap anak tampan seperti Arjuna atau cantik seperti Dewi Ratih dirubah menjadi tampan seperti Nabi Yusuf dan cantik seperti Maria ibu Nabi Isa. Kemudian menjadi acara tersebut sebagai momen bersedekah dengan berbagi makanan.

Melalui sejumlah pendekatan tersebut Sunan Kudus berhasil menarik perhatian dan hati masyarakat Jawa tanpa melakukan tindakan atau cara-cara kekerasan dalam menyebarkan dan mengajarkan Islam kepada masyarakat.

Guru Sunan Kudus

Selain belajar dan berguru kepada ayahnya sendiri ternyata Sunan Kudus juga berguru terhadap sejumlah ulama terkenal lainnya. Diantaranya adalah Sunan Ampel, Kiai Telingsing, dan Ki Ageng Ngerang.







0 comments:

Post a Comment